Image description
Image captions

Selama dua hari terakhir, tambahan kasus di DKI Jakartamelebihi 1.000 kasus. Satgas Penanganan COVID-19 menilai kondisi ini sebagai peningkatan yang tajam.

"Seperti kita ketahui, kasus meningkat tajam dalam beberapa waktu terakhir. Dan daerah di DKI selama 4 minggu punya risiko tinggi," kata juru bicara Satgas Penanganan COVID-19, Wiku Adisasmito, Senin (31/8/2020).

Jumlah kasus di Jakarta yang tinggi tidak terlepas dari jumlah tes dan penelusuran kasus yang dilakukan. Namun, saat ini pemerintah sedang berupaya menurunkan angka keterpakaian tempat tidur di rumah sakit (RS) yang ada di Jakarta.

"Ada 67 rumah sakit rujukan di DKI Jakarta di mana ada 170 RS yang menangani COVID-19 di Jakarta. Dan kalau kita lihat kondisinya saat ini, angka keterpakaian tempat tidur di ruang isolasi adalah 69% saat ini. Sementara angka keterpakaian tempat tidur di ICU ada 77%. Kondisi ini memang kondisi tidak ideal," ungkapnya.

Wiku angka keterpakaian tempat tidur di RS akan ditekan hingga di bawah 60% sehingga mengurangi beban tenaga kesehatan di RS. Upaya yang dilakukan adalah memindahkan pasien kategori ringan dan sedang dari RS rujukan ke RS Darurat Wisma Atlet.

Diketahui, pada hari ini ada penambahan 1.049 kasus baru di Jakarta. Sedangkan sehari sebelumnya, ada tambahan 1.114 kasus baru.

Wiku mengatakan pada Minggu (30/8), tambahan kasus di Jakarta tinggi karena ada kasus yang baru dilaporkan. "Sementara kemarin 1.114, di mana 385 kasusnya adalah kasus akumulasi selama 7 hari sebelumnya, yang baru dilaporkan," ujarnya.

Selain itu, 630 kasus baru pada Minggu (30/8) didapatkan dari hasil penelusuran kontak yang dilakukan pihak puskesmas DKI. Satgas COVID-19 mengingatkan Jakarta untuk mengendalikan tingkat penularan.

"Jumlah positif Jakarta memang di atas yang lain karena jumlah tes di Jakarta kontribusi 43% dari jumlah tes nasional. Bahkan DKI sudah melampaui standar WHO. Tapi adanya tingkat penularan yang tinggi tadi tetap harus dikendalikan. Kasus long weekend, positivity rate dalam seminggu terakhir naik jadi 9,7%, nasional angka PR 14,8 persen. Standar WHO, PR harus di bawah 5%," ungkapnya.

Wiku mengatakan tingkat kematian di DKI Jakarta saat ini 3% dan terus turun, sementara tingkat nasional 4,3%. Tingkat kesembuhan di Jakarta pun naik jadi 76,7%, sementara di tingkat nasional 72,2%.

"Kasus di DKI 30% berasal dari daerah sekitaranya, yaitu Bodetabek, berkontribusi pada kasus yang ada di jakarta dan harus ditangani dengan baik pula," jelasnya.