Image description
Image captions

 Sikap Ketua Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN) Airlangga Hartarto yang “menyembunyikan” riwayat pernah terinfeksi corona terus menuai kritik dari masyarakat.

 

Disebut “menyembunyikan” karena pihak istana melalui Kepala Sekretariat Presiden (Kasetpres) Heru Budi Hartono mengaku belum pernah mendapat pemberitahuan resmi bahwa Airlangga terkena Covid-19.

 

Sementara pada hari ini, Airlangga mengikuti donor plasma konvalesen yang digelar Palang Merah Indonesia (PMI). Donor ini sendiri diperuntukkan bagi mereka yang pernah terinfeksi Covid-19.

 

Secara terang benderang, ketua umum Partai Golkar itu juga menegaskan bahwa keikutsertaannya dalam donor merupakan ungkapan rasa syukur karena mampu bertahan dari serangan Covid-19.

 

 

Di satu sisi, Ketua Majelis Jaringan Aktivis Pro Demokrasi (ProDEM) Iwan Sumule menilai apa yang dilakukan Menko Perekonomian itu bagian dari ketidakjujuran pejabat negara.  

 

“Tak jujur! Airlangga Hartarto pernah positif Cavid-19, karena jadi pendonor plasma konvalesen. Donor ini hanya bagi yang pernah terinfeksi Covid-19,” ujarnya kepada redaksi, Selasa (19/1).

 

Di satu sisi dia juga membandingkan kasus Airlangga dengan apa yang dialami oleh Habib Rizieq Shihab (HRS). Di mana HRS kini ditetapkan sebagai tersangka oleh Bareskrim Polri atas dugaan pidana menghalangi atau menghambat penanganan wabah penyakit menular terkait pengambilan uji swab.

 

Dalam kasus tersebut, HRS dinilai tidak mau memberikan hasil tes Covid-19 kepada pemerintah untuk pendataan. Termasuk kepentingan untuk melakukan tracing.

 

“Tak adil pula! Sementara rakyat diminta jujur, bahkan HRS ditersangkakan polisi, karena tak mau beri tahu hasil tes Covid-19,” demikian Iwan Sumule.