Image description
Image captions

 Dosen Ilmu Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Padjadjaran (Unpad), Dede Sri Kartini, menilai wacana pergantian sistem pemilu menjadi proporsional tertutup akan mengembalikan Indonesia ke zaman Orde Baru.

“Misalnya pemilu 2024 nanti mau proporsional tertutup, itu berarti kembali ke zaman Orde Baru,” kata dia saat diwawancarai Tempo pada Selasa, 31 Januari 2023.

Menurut Dede, dengan sistem proporsional tertutup, di mana yang dipilih adalah partai politik, hal ini akan menjadikan ketua parpol untuk memiliki kewenangan memilih anggotanya.

Dengan sistem ini, kata dia, rakyat tidak memiliki akses untuk menentukan wakilnya. "Karena rakyat hanya memilih parpol. Mereka yang menentukan siapa yang akan dikirim ke Senayan atau jadi anggota DPRD,” ujar Dede.

Dia pun menjabarkan beberapa alasan mengapa sistem proporsional tertutup menjadi tak ideal. Alasan pertama adalah akan terjadi politik uang di internal partai.

"Kedua, dari sisi pemilih, terlepas dengan wakil-wakilnya, fungsi representasi dari legislatif itu nggak ada,” ungkapnya.

Tak hanya itu, Dede juga menyebut akan terbentuk oligarki parpol jika sistem ini tetap dilaksanakan di pemilu 2024. “Yang berkuasa ya parpol. Kemudian parpol juga akan terbentuk menjadi oligarki parpol,” katanya.

 

Sumber: tempo

 

 

  •