
Wakil Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI), Anwar Abbas, menyampaikan duka mendalam atas wafatnya Paus Fransiskus, pemimpin tertinggi Gereja Katolik Roma yang tutup usia pada Senin (21/4/2025) di Vatikan.
"Dunia berduka dengan meninggalnya Paus Fransiskus. Beliau dikenal sebagai tokoh yang cinta damai," ujar Anwar Abbas dalam pernyataan tertulisnya, Senin (21/4).
Menurut Anwar, Paus Fransiskus selama hidupnya aktif membangun dialog lintas agama demi mewujudkan perdamaian dunia. Ia dikenal menjalin hubungan erat dengan para tokoh agama, termasuk tokoh-tokoh besar Islam.
"Beliau rajin membangun hubungan dengan berbagai tokoh dunia, terutama tokoh-tokoh agama lain, termasuk Islam, untuk membicarakan dan membangun perdamaian," tambahnya.
Buya Abbas juga menyoroti kedekatan Paus Fransiskus dengan Grand Syeikh Al-Azhar, Ahmed el-Tayeb. Keduanya kerap dipandang sebagai simbol penting dalam mempromosikan pesan damai antara umat Islam dan Kristen di tengah dunia yang dilanda konflik dan ekstremisme.
Di Indonesia, kata Anwar, Paus Fransiskus juga memiliki hubungan baik dengan sejumlah tokoh Islam dari organisasi besar seperti Nahdlatul Ulama (NU) dan Muhammadiyah. Salah satu tokoh yang tercatat beberapa kali bertemu langsung dengan Paus adalah Prof. Dr. M. Din Syamsuddin dari Muhammadiyah, yang juga aktif dalam forum dialog antaragama.
"Kehilangan beliau merupakan kehilangan besar bagi perjuangan menciptakan dunia yang lebih damai dan penuh toleransi," tutup Anwar Abbas.
Paus Fransiskus meninggal dunia dalam usia 88 tahun, sehari setelah menyampaikan berkat Paskah kepada ribuan umat di Lapangan Santo Petrus, Vatikan.
Ia dikenal sebagai pemimpin yang vokal membela kaum marginal, menyerukan perdamaian, dan mengecam keras genosida di Gaza.