Image description
Image captions

China kembali mengambil peran sentral dalam diplomasi ekonomi kawasan. Presiden China Xi Jinping secara resmi menerima tongkat estafet tuan rumah Konferensi Tingkat Tinggi Kerja Sama Ekonomi Asia Pasifik (KTT APEC) 2026. Lebih penting lagi, Xi juga mengumumkan kota metropolitan modern Shenzhen sebagai lokasi utama perhelatan akbar tersebut.

Pengumuman ini disampaikan Presiden Xi dalam upacara serah terima di Gyeongju, Korea Selatan, Sabtu (1/11/2025). Ini menandai ketiga kalinya China mendapat kehormatan menjadi tuan rumah forum ekonomi bergengsi tersebut.

Pada 2026, China akan merasa terhormat menjadi tuan rumah APEC untuk ketiga kalinya," kata Presiden Xi, sebagaimana termuat dalam laman Kementerian Luar Negeri China.

Xi Jinping menegaskan komitmen China untuk memanfaatkan momentum ini guna memajukan tujuan besar Komunitas Asia Pasifik. Tujuannya adalah mendorong pertumbuhan ekonomi, meningkatkan kemakmuran di kawasan, dan memperkuat kerja sama praktis di berbagai sektor.

Shenzhen: Simbol 'Keajaiban' dan Keterbukaan China

Pemilihan Shenzhen bukan tanpa alasan. Presiden Xi menyebut Shenzhen adalah kota metropolitan internasional modern yang terletak di pesisir Pasifik, namun beberapa dekade lalu hanyalah desa nelayan yang primitif.

"Transformasinya merupakan keajaiban dalam sejarah dunia yang diciptakan oleh rakyat China," tegas Presiden Xi.

Lebih dari sekadar kemajuan urban, Shenzhen dianggap sebagai 'jendela penting' yang menunjukkan komitmen teguh China terhadap strategi keterbukaan yang saling menguntungkan.

Melalui Shenzhen, China berharap dapat menyambut semua pihak untuk merumuskan arah pembangunan Asia Pasifik dan bersama-sama membangun masa depan yang lebih cerah bagi kawasan tersebut.

Para pemimpin ekonomi APEC yang hadir pada acara serah terima tersebut dilaporkan aktif memberikan dukungan penuh atas keputusan China menerima posisi tuan rumah APEC 2026.

Misi APEC: Bersatu Lawan 'Lautan Keras' Ekonomi Global

Sebelumnya, dalam KTT ke-32 APEC, Presiden Xi Jinping juga telah menyampaikan pidato kunci dengan tema 'Membangun Masa Depan yang Berkelanjutan'. Ia mengingatkan bahwa selama lebih dari 30 tahun berdiri, APEC telah menjadi pelopor kebangkitan kawasan menuju garda terdepan pembangunan global. Meski demikian, ia juga memberikan peringatan keras.

"Saat ini, kawasan Asia Pasifik menghadapi ketidakpastian yang semakin meningkat dan faktor-faktor yang mengganggu stabilitas dalam perkembangannya," jelas Presiden Xi.

Menghadapi tantangan ini, Xi menyerukan persatuan. "Semakin kerasnya kondisi lautan, selayaknya kita juga harus bersatu dan harus tetap setia pada misi pendirian APEC untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan taraf hidup masyarakat," pungkasnya, menekankan pentingnya APEC sebagai jangkar stabilitas.

APEC sendiri merupakan forum kerja sama antara 21 entitas ekonomi di lingkar Samudera Pasifik, termasuk Indonesia, yang berdiri sejak 1989.