Pengamat politik dari UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Adi Prayitno, menilai adanya kemungkinan strategi politik di balik kabar keinginan Ketua Umum Projo, Budi Arie Setiadi, untuk bergabung dengan Partai Gerindra.
Menurut Adi, langkah itu tidak bisa dilepaskan dari kalkulasi politik yang lebih besar, terutama terkait upaya mempertahankan duet Prabowo Subianto–Gibran Rakabuming Raka hingga Pilpres 2029.
“Jangan-jangan ini strategi Budi Arie masuk ke Gerindra, terutama untuk mensukseskan duet kembali antara Prabowo dengan Mas Gibran,” ujar lewat kanal Youtube miliknya, Senin, 3 November 2025.
Asumsi ini muncul tak lepas dari kiprah Budi Arie yang dikenal sebagai salah satu tokoh relawan utama pendukung Jokowi.
“Nggak aneh hari ini relawan politik Jokowi atau yang berada di sekitar Jokowi terus punya intensi bahwa 2029 nanti upaya untuk terus menduetkan Prabowo sebagai capres dan Gibran sebagai cawapres itu terus dilanggengkan untuk kedua kalinya,” lanjut Adi.
Di sisi lain, Direktur Parameter Politik Indonesia itu menilai Gerindra tentu akan berhitung matang sebelum membuka pintu bagi sosok yang dikenal sangat dekat dengan Jokowi itu.
Asumsi ini muncul tak lepas dari kiprah Budi Arie yang dikenal sebagai salah satu tokoh relawan utama pendukung Jokowi.
“Nggak aneh hari ini relawan politik Jokowi atau yang berada di sekitar Jokowi terus punya intensi bahwa 2029 nanti upaya untuk terus menduetkan Prabowo sebagai capres dan Gibran sebagai cawapres itu terus dilanggengkan untuk kedua kalinya,” lanjut Adi.
Di sisi lain, Direktur Parameter Politik Indonesia itu menilai Gerindra tentu akan berhitung matang sebelum membuka pintu bagi sosok yang dikenal sangat dekat dengan Jokowi itu.
Gerindra pasti mengalkulasi untung ruginya jika Budi Arie bergabung. Tapi sampai detik ini, Budi Arie belum resmi ke Gerindra,” pungkasnya.
Sumber: rmol