TNI memanfaatkan jalan kaki untuk mendorong proses distribusi logistik bagi korban bencana banjir bandang dan longsor di Sumatra.
Wakil Kepala Pusat Penerangan (Wakapuspen) TNI Brigjen Osmar Silalahi mengatakan, jalan kaki ditempuh untuk menjangkau daerah-daerah terisolir.
Osmar mencontohkan prajurit Komando Distrik Militer (Kodim) 0305/Pasaman dari Komando Daerah Militer (Kodam) XX/Tuanku Imam Bonjol yang mendistribusikan bantuan logistik dengan jalan kaki.
"Kami berangkatkan sebanyak 10 orang (personel). Ini jarak tempuhnya lumayan, 15 kilometer, dengan cara menyeberangi sungai, sehingga total perjalanannya menjadi satu jam lebih. Ini beban yang diangkut oleh masing-masing prajurit 15 kilogram, menempuh perjalanan 15 kilometer,” kata Osmar dalam konferensi pers di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Selasa (9/12).
Osmar mencontohkan lagi prajurit Brigif Teritorial Pembangunan (TP) 90/Yudha Giri Dhanu (YGD) dan Batalion Teritorial Pembangunan 854 yang jalan kaki membawa obat-obatan dan vitamin bagi korban di Desa Pameu dan Lut Jaya, Aceh Tengah.
"Mereka sangat mumpuni untuk mendistribusikan logistik-logistik ini sampai ke daerah-daerah yang terisolir. Ini mereka melalui jalan kaki yang cukup panjang menuju ke Desa Pameu dan Desa Lut Jaya,” ujar Osmar.
Di wilayah Sitahuis, Tapanuli Tengah, Sumatra Utara, prajurit dari Yonif 122/TS dan Yonif 125/Simbisa melaksanakan patroli sekaligus pendorongan awal logistik dengan berjalan kaki.
“Mereka sangat mumpuni untuk mendistribusikan logistik-logistik ini sampai ke daerah-daerah yang terisolir. Ini mereka melalui jalan kaki yang cukup panjang menuju ke Desa Pameu dan Desa Lut Jaya,” ujar Osmar.
Di wilayah Sitahuis, Tapanuli Tengah, Sumatra Utara, prajurit dari Yonif 122/TS dan Yonif 125/Simbisa melaksanakan patroli sekaligus pendorongan awal logistik dengan berjalan kaki.
Patroli tersebut bertujuan untuk menilai kondisi wilayah pascabencana sekaligus membuka akses jalur distribusi bantuan bagi masyarakat terdampak.
Dalam pergerakannya, personel menempuh perjalanan selama lebih kurang tiga jam dari Desa Parsikaman melalui Aek Raisan dan Aek Mompang. Sepanjang rute, ditemukan sedikitnya 20 titik longsor yang menghambat akses menuju lokasi.
Di lokasi, personel TNI bersama masyarakat juga telah menyiapkan landing zone (LZ) helikopter untuk mendukung pendorongan logistik melalui udara