TNI AL menggandeng Kementerian Perdagangan (Kemendag) untuk mematangkan rencana pelayaran diplomasi KRI Bima Suci 2026. Hal ini dibahas dalam audiensi Asisten Operasi KSAL Laksda Yayan Sofiyan dengan Menteri Perdagangan Budi Santoso di Jakarta, dikutip Rabu (10/12).
Yayan memaparkan operasi Kartika Jala Krida (KJK) 2026, yakni pelayaran selama 197 hari pada Maret–Oktober 2026 yang akan melintasi Asia Selatan, Timur Tengah, Eropa, hingga Amerika. Selain misi diplomasi militer, operasi ini juga disiapkan sebagai sarana diplomasi perdagangan, pendidikan, dan kebudayaan.
Di jalur perdagangan, TNI AL meminta dukungan Kemendag untuk memperkuat promosi ekspor sepanjang pelayaran. Salah satunya pada rangkaian ‘Sail USA 2026’ yang digelar 19 Juni–16 Juli dengan rute Norfolk–Baltimore–New York–Boston.
“Selama singgah, KRI Bima Suci akan menggelar open ship dan gala dinner untuk menampilkan potensi budaya dan ekonomi Indonesia,” jelas Yayan, dikutip dari laman Kemendag RI, Rabu (10/12).
TNI AL juga mengajukan dukungan berupa katalog produk ekspor potensial, pengisian ruang pamer di kapal, serta pelibatan ITPC dan Atase Perdagangan di negara tujuan. Kolaborasi ini diharapkan dapat kembali membuka jalur perdagangan yang pernah berjaya di era Sriwijaya dan Majapahit.
“Kami menyambut positif rencana ini dan memastikan sinergi Atase Perdagangan, ITPC, serta Atase Pertahanan akan kami siapkan untuk mendukung misi KRI Bima Suci sepanjang pelayaran,” ujar Budi.
Pertemuan turut dihadiri jajaran pejabat Kemendag, sementara dari TNI AL hadir Kepala Dinas Operasi dan Latihan Angkatan Laut (Kadisopslatal) Laksamana Pertama Hariyo Poernomo serta staf intelijen angkatan laut (sintelal); staf operasi angkatan laut (sopsal); dan dinas operasi dan latihan angkatan laut (Disoplatal).