Image description
Image captions

Viral di jagat maya, sebuah video yang diduga menampilkan Kepala BGN, Dadan Hindayan, tengah bermain golf mendadak memicu kegaduhan.

Potongan video itu menunjukkan sosok pria berkemeja golf santai, didampingi seorang caddy dan beberapa rekannya, sedang menikmati permainan di lapangan hijau.

Meski belum ada satu pun keterangan resmi, nama Dadan langsung terseret dan menjadi buah bibir warganet.

Video tersebut menyebar cepat di berbagai platform, disertai klaim bahwa adegan itu direkam di wilayah Bogor, Jawa Barat.

Informasi ini diperkuat dengan metadata yang menempel pada video.

Dalam data tersebut tercatat koordinat -6.525663°, 106.870547°, waktu perekaman 14 Desember 2025 pukul 09.12 WIB.

Hingga keterangan tambahan berupa kode “Bag 3145 West Java” berikut tipe kamera yang digunakan.

Detail yang lengkap inilah yang membuat publik semakin yakin bahwa rekaman itu bukan video lama atau hasil editan.

Yang membuatnya tambah gaduh adalah waktu kemunculannya.

Di saat Indonesia sedang berduka akibat bencana besar yang melanda sejumlah wilayah di Sumatera, aktivitas santai seorang pejabat.

Terlebih yang berkaitan dengan hiburan pribadi seperti golf langsung dianggap tidak etis.

Publik menilai pejabat negara semestinya menunjukkan empati, ikut terjun ke lapangan.

Atau minimal memberikan perhatian lebih terhadap korban, bukan terlihat sedang menghabiskan pagi dengan olahraga eksklusif.

Komentar bernada sinis berhamburan.  Ada yang melontarkan sindiran pedas seperti.

“Pejabat kita memang keren" ujar seorang warganet dengan nada sarkas.

Ada pula yang membandingkannya dengan para relawan dan aparat di daerah bencana yang bekerja tanpa lelah.

Meskipun begitu, tak sedikit juga suara yang meminta agar publik menahan diri.

Mereka mengingatkan bahwa video tersebut masih sebatas dugaan dan belum ada konfirmasi apakah benar sosok itu adalah Dadan Hindayan.

Beberapa bahkan menilai bahwa publik terlalu cepat menghakimi sebelum mendengar klarifikasi resmi.

Namun justru karena tidak adanya penjelasan, rumor pun terus membesar.

Sejumlah tokoh publik dan analis media sosial menyarankan agar pihak terkait segera angkat bicara.

Mereka menilai situasi bencana seperti sekarang adalah waktu paling sensitif, sehingga kesalahpahaman sekecil apa pun bisa memicu amarah publik.

Hingga kini belum ada keterangan resmi dari BGN maupun dari Dadan sendiri. Publik pun menunggu, sementara percakapan di media sosial terus meluas.

Video itu sudah telanjur menjadi bahan diskusi nasional, memecah opini, dan memunculkan berbagai interpretasi.

Pada akhirnya, kasus ini menunjukkan satu hal di era digital.

Satu video berdurasi singkat bisa mengguncang kepercayaan publik, terutama ketika menyangkut pejabat negara dan momen sensitif seperti bencana nasional.

Semua kini menanti klarifikasi yang bisa meredakan riuhnya jagat maya.***