Image description
Image captions

Peneliti dan pengamat terorisme, Ulta Levenia Nababan, mensinyalir pihak asing, khususnya negara adidaya memenfaatkan demonstrasi akhir Agustus 2025 untuk mendelegitimasi Presiden Prabowo Subianto.

[Pihak asing] ini [kerusuhan demonstrasi] variable yang bisa manfaatin untuk mendelegitimasi presiden Indonesia ini yang nggak patuh sama gue [negara adidaya]," kata Ulta dilansir dari sinear Deddy Corbuzier di Jakarta pada Kamis, 11 September 2025. 

Ulta mengatakan, pihak asing atau negara adidaya tersebut mau melakukan itu karena mereka menilai pemerintahan Indonesia ada di kubu atau blok negara pesaingnya

Kan udah bilang, presidennya kita enggak sama mereka. Enggak patuh, terus terlalu deket sama musuhnya. Indonesia tuh penting banget," ucapnya.

Ulta menegaskan, Indonesia ini sangat penting bagi banyak negara, khsususnya negara-negara yang mempunyai pengaruh besar.

"Makanya kita [Indonesia] diganggu terus. Kalau misalnya pecah perang di Laut China Selatan, itu yang Submarine-nya Australia bertenaga nuklir karena AUKUS itu mau lewat mana," katanya.

 

Ulta lebih lanjut menyampaikan, kalau Indonesia tidak bersama mereka dan Rusia kemudian misalnya jadi membantu Indonesia membuka landasan di Biak, Guam ini enggak jauh dari sana.

"Dan Australia di bawah. Makanya mereka sekarang punya troops di Papua New Guinea," ujarnya.

Sedangkan saat ditanya bahwa Indonesia menganut prinsip nonblok, Ulta mengatakan, nonblok ini relevan ketika kondisi dunia unipolar.

 

"Unipolar, maksudnya suatu negara menguasai global, suatu negara menguasai negara-negara lain, itu namanya unipolar. Dia jadi kayak polisi dunia," ucapnya.

 

Ia menyampaikan, kondisi tersebut pernah terjadi sekitar tahun 1991 sampai akhirnya muncul China sebagai kekuatan baru.

 

"China yang dalam 40 tahun membawa 800 juta masyarakatnya yang dalam kondisi extreme poverty, kemiskinan ekstrem. Naik. Sekarang lu lihat Chongqing kayak apa, Shanghai kayak apa," ucapnya.

 

Makanya, tandas Ulta, pas ada permasalahan antara Amerika dan Cina ini terkesan lucu.

"Itu kayak, lu ya Donald Trump, topi maga lu aja tuh made in China, bendera US aja made in China," katanya.***
 

Sumber: konteks