
Koordinator Masyarakat Anti Korupsi Indonesia (MAKI) Boyamin Saiman menegaskan, Presiden Prabowo Subianto harus memerintahkan Jaksa Agung untuk memproses hukum 13 perusahaan yang terlibat dalam skandal penjualan solar murah untuk memaksimalkan pengembalian kerugian negara seperti pada kasus korupsi CPO.
"Setuju, Presiden harus perintahkan Jaksa Agung proses hukum 13 perusahaan tersebut. Urgensi proses 13 perusahaan tersebut untuk maksimalkan uang pengganti," ungkap Boyamin sebagaimana dilansir Inilah.com , Selasa (21/10/2025).
Ia juga menekankan, bila Jaksa Agung abai terkait kasus ini, maka MAKI akan mengambil langkah menggugat ke praperadilan.
"Jika Jaksa Agung abai, maka akan aku gugat praperadilan," ujar Boyamin.
Sebelumnya, Presiden Prabowo Subianto menyaksikan langsung penyerahan uang hasil sitaan dalam perkara tindak pidana korupsi pemberian fasilitas ekspor CPO dan turunannya pada industri kelapa sawit tahun 2022 senilai Rp13.255.244.538. Penyerahan ini dilakukan oleh Kejagung kepada Kementerian Keuangan (Kemenkeu) di Gedung Kejagung, Jakarta Selatan, Senin (20/10/2025).
Jaksa Agung ST Burhanuddin mengatakan total kerugian negara dalam perkara ini mencapai Rp17,7 triliun, artinya terdapat sekitar Rp4 triliun yang belum dibayarkan.
"Dalam perkara ini, barang rampasan negara berupa uang akan kami serahkan kepada Kemenkeu dan sebagai instansi yang berwenang mengelola keuangan negara,” kata Burhanuddin.
Burhanuddin lalu menyerahkan uang sitaan tersebut secara simbolis kepada Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa yang juga turut hadir langsung.
Sementara itu, Prabowo menyampaikan apresiasinya kepada jajaran Kejaksaan Agung.
“Saya ucapkan terima kasih dan penghargaan kepada semua jajaran terutama Kejaksaan Agung yang telah dengan gigih bekerja keras untuk bertindak melawan korupsi, manipulasi, penyelewengan,” ujar Prabowo.
Prabowo menegaskan, korupsi minyak goreng ini sebagai kasus yang kejam karena masyarakat mengalami kesulitan minyak goreng selama berminggu-minggu.
“Rakyat dibiarkan kesulitan minyak goreng berminggu-minggu, ini menurut saya sangat kejam, sangat tidak manusiawi, apakah ini benar-benar murni keserakahan atau ini bisa digolongkan subversi ekonomi sebenarnya,” ujar Prabowo.
Skandal Solar Murah Rugikan Negara Rp2,5 Triliun
Sebagaimana diketahui, Kejagung menyebutkan tengah mendalami dugaan keterlibatan 13 korporasi yang memperoleh keuntungan dari skandal solar murah periode 2018-2023. Tiga korporasi yang disebut meraup keuntungan besar dari skandal tersebut, yakni, PT Pama Persada Nusantara yang terafiliasi dengan Astra Group senilai Rp958,3 miliar.
Disusul PT Berau Coal anak usaha Sinarmas Group sebesar Rp449,1 miliar, dan PT Buma Rp264,1 miliar. “Masih didalami penyidik,” kata Kepala Pusat Penerangan Hukum Kejagung Anang Supriatna saat dikonfirmasi, Kamis (16/10/2025).
Saat ditanya apakah petinggi perusahaan akan dipanggil untuk mintai keterangan Anang hanya menjawab singkat. “Lihat aja nanti di persidangan,” ujarnya.
Dalam sidang korupsi minyak mentah dan BBM periode 2018-2023 yang menghadirkan mantan Dirut Pertamina Patra Niaga (PPN), Riva Siahaan di Pengadilan Tipikor, Jakarta, Kamis (9/10/2025), terungkap 13 perusahaan yang diuntungkan dari pembelian solar yang ugal-ugalan murahnya. Alhasil negara ditaksir merugi Rp2,5 triliun.
Disebut ugal-ugalan harganya, karena harga solar nonsubsidi itu ditetapkan di bawah bottom price, serta di bawah harga pokok penjualan (HPP) PT Pertamina (Persero).
Bahkan tanpa memperhitungkan profitabilitas dan tidak mematuhi pedoman tata niaga yang diatur dalam Pedoman Pengelolaan Pemasaran BBM Industri dan Marine PT Pertamina Patra Niaga No. A02-001/PNC200000/2022-S9.
Mengejutkan. Banyak perusahaan yang selama ini kinerjanya cukup moncer, bahkan sudah listing di pasar saham, meraup cuan gede dari belanja solar yang harganya miring itu. Banyak pengusaha kakap yang menjadi pemilik perusahaan tersebut.
Sebut saja, Garibaldi 'Boy' Thohir, kakak dari Erick Thohir yang saat ini menjabat Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) itu, merupakan pemilik PT Adaro Indonesia yang menikmati cuan Rp168,52 miliar.
Satu lagi perusahaan Boy Thohir yang kebagian cuan dari skandal ini. Namanya PT Maritim Barito Perkasa, diduga untung Rp66.484.498.847 (Rp66,5 miliar). Sehingga totalnya mencapai Rp235 miliar.
Franky Widjaja, generasi kedua Sinarmas Group ikut terseret pusaran skandal, lewat PT Berau Coal. Tambang batu bara yang beroperasi di Berau, Kalimantan Timur (Kaltim) itu, disebut mengantongi cuan Rp499,1 miliar.
Masih ada satu lagi perusahaan milik Sinarmas Group. Yakni, PT Puranusa Eka Persada melalui PT Arara Abadi, perusahaan yang terafiliasi Asia Pulp & Paper (APP), bagian dari Sinarmas Group juga, ikut menikmati cuan Rp32,1 miliar. Sehingga, totalnya mencapai Rp481,2 miliar.
Dari 13 perusahaan penikmat duit solar murah itu, Astra Group selaku induk PT Pamapersada Nusantara (PAMA), mengantongi untung tertinggi. Angkanya nyaris Rp1 triliun, tepatnya Rp958,38 miliar
Saat ini, posisi Presiden Komisaris PAMA dijabat Djony Bunarto Tjondro yang juga Presiden Direktur Astra International. Sedangkan Presiden Direktur PAMA dijabat Hendra Hutahean.
Saat ditanya apakah petinggi perusahaan akan dipanggil untuk mintai keterangan Anang hanya menjawab singkat. “Lihat aja nanti di persidangan,” ujarnya.
Dalam sidang korupsi minyak mentah dan BBM periode 2018-2023 yang menghadirkan mantan Dirut Pertamina Patra Niaga (PPN), Riva Siahaan di Pengadilan Tipikor, Jakarta, Kamis (9/10/2025), terungkap 13 perusahaan yang diuntungkan dari pembelian solar yang ugal-ugalan murahnya. Alhasil negara ditaksir merugi Rp2,5 triliun.
Disebut ugal-ugalan harganya, karena harga solar nonsubsidi itu ditetapkan di bawah bottom price, serta di bawah harga pokok penjualan (HPP) PT Pertamina (Persero).
Bahkan tanpa memperhitungkan profitabilitas dan tidak mematuhi pedoman tata niaga yang diatur dalam Pedoman Pengelolaan Pemasaran BBM Industri dan Marine PT Pertamina Patra Niaga No. A02-001/PNC200000/2022-S9.
Mengejutkan. Banyak perusahaan yang selama ini kinerjanya cukup moncer, bahkan sudah listing di pasar saham, meraup cuan gede dari belanja solar yang harganya miring itu. Banyak pengusaha kakap yang menjadi pemilik perusahaan tersebut.
Sebut saja, Garibaldi 'Boy' Thohir, kakak dari Erick Thohir yang saat ini menjabat Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) itu, merupakan pemilik PT Adaro Indonesia yang menikmati cuan Rp168,52 miliar.
Satu lagi perusahaan Boy Thohir yang kebagian cuan dari skandal ini. Namanya PT Maritim Barito Perkasa, diduga untung Rp66.484.498.847 (Rp66,5 miliar). Sehingga totalnya mencapai Rp235 miliar.
Franky Widjaja, generasi kedua Sinarmas Group ikut terseret pusaran skandal, lewat PT Berau Coal. Tambang batu bara yang beroperasi di Berau, Kalimantan Timur (Kaltim) itu, disebut mengantongi cuan Rp499,1 miliar.
Masih ada satu lagi perusahaan milik Sinarmas Group. Yakni, PT Puranusa Eka Persada melalui PT Arara Abadi, perusahaan yang terafiliasi Asia Pulp & Paper (APP), bagian dari Sinarmas Group juga, ikut menikmati cuan Rp32,1 miliar. Sehingga, totalnya mencapai Rp481,2 miliar.
Dari 13 perusahaan penikmat duit solar murah itu, Astra Group selaku induk PT Pamapersada Nusantara (PAMA), mengantongi untung tertinggi. Angkanya nyaris Rp1 triliun, tepatnya Rp958,38 miliar
Saat ini, posisi Presiden Komisaris PAMA dijabat Djony Bunarto Tjondro yang juga Presiden Direktur Astra International. Sedangkan Presiden Direktur PAMA dijabat Hendra Hutahean.